Sabtu, 07 Juni 2014

MAKALAH ASKEB KEHAMILAN MITOS TERKINI



ASUHAN KEBIDANA KEHAMILAN
MITOS TERKINI DALAM KEBIDANAN

Dosen pengampu
Rizka Ayu Setyani, SST

Disusun oleh :
H. Avanta Holy P          (13140146)
Dian Wulandari Tualu (13140162)
Noveria Eta                   (13140183)
Queen Mairiza N.K       (13140138)

Kelas : B.10.3
D4 Bidan Pendidik
2013/2014

Mitos Terkini Dalam Kebidanan
Pada saat kehamilan :
1.       Memakan daun kemangi dan kisik selama kehamilan akan membuat plasenta lengket sehingga dapat mempersulit persalinan.
Pendapat kelompok :
Daun kemangi dan kisik merupakan salah satu jenis sayur-sayuran. Kita ketahui bahwa sayur sangat baik untuk dikonsumsi oleh ibu hamil, sampai saat ini belum ada penelitian yang mengatakan bahwa daun kemangi atau kisik berbahaya bagi kesehatan wanita hamil. Lengketnya plasenta pada saat persalinan bukan dikarenakan ibu pernah memakan daun kemangi atau kisik tetapi plasenta yang lengket biasanya terjadi pada ibu yang pernah mengalami kuret atau ibu yang sudah mempunyai anak yang banyak. untuk ibu hamil yang mempercayai mitos ini , kita sebagai bidan harus menghormati kepercayaan ini. Tetapi untuk sayur sayuran yang lainnya ibu hamil harus banyak mengkomsumsinya karena untuk kesehatan ibu dan bayi.
2.       Jika ibu malas berdandan selama hamil, maka janin yang dikandungnya adalah laki-laki, sebaliknya jika ibu senang berdandan maka janin yang dikandungnya adalah perempuan.
Pendapat kelompok :
Pada dasarnya tidak ada hubungan antara suka atau tidaknya berdandan selama hamil dengan jenis kelamin janin yang dikandung. Perubahan kebiasaan selama kehamilan semata-mata karena faktor psikologis si ibu saja.
3.       Jika ibu menyukai warna-warna cerah selama kehamilan maka anak yang dikandungnya adalah perempuan.
Pendapat kelompok :
Warna merupakan selera yang bisa berubah-ubah tergantung dari mood si ibu. Jadi tidak ada hubungan antara warna dan jenis kelamin bayi yang dikandung.
4.       Jika bentuk perut ibu bulat berarti janinnya perempuan, jika bentuk perut ibu lonjong berarti janinnya laki-laki.
Pendapat kelompok :
Bentuk perut ibu yang berbeda-beda disebabkan oleh posisi janin dalam kandungan, elastisitas otot perut ibu hamil, dan jumlah cairan ketuban. Jadi bentuk perut ibu tidak ada kaitannya dengan jenis kelamin anak yang dikandungnya.
5.       Ibu hamil dan suaminya dilarang membunuh binatang termasuk menyiangi ikan karena bisa membuat cacat pada janin sesuai dengan perbuatannya itu. Selain itu ibu dilarang memukul kepala ikan saat menyiangi ikan karena nanti kepala bayi juga akan peyang seperti kepala ikan yang dipukul.
Pendapat kelompok :
Membunuh binatang tergantung niatnya, jika tujuannya baik maka hal ini dibenarkan,jika binatang tidak menggangu maka biarkan hewan itu hidup.  
6.       Ibu hamil harus membawa gunting atau paku dan ”jeringo bangle” yang dimasukkan kedalam dompet kecil kemanapun dia pergi. ”Jeringo bangle” adalah sejenis umbi-umbian yang memiliki bau yang khas dan dikeringkan serta dirangkai dengan menggunakan benang. Hal ini dimaksudkan untuk menghindarkan ibu dari gangguan makhluk halus.
Pendapat kelompok : Yang membahayakan adalah gunting atau paku tersebut bisa melukai ibu jika ibu kurang berhati-hati. Maka berhati hati jika membawa benda benda tajam, dibwa di tas saja jangan dikantongin.
7.       Ibu hamil tidak boleh makan menggunakan sendok besar, agar bibir bayinya kelak mungil. Hal ini tentunya tidak ada hubungannya.
Pendapat kelompok : Bentuk bibir ataupun bentuk mata, hidung alis dan sebagainya itu merupakan faktor genetik yang menurun dari ayah atau ibu atau bahkan dari nenek dan kakek bukan tergantung dari faktor-faktor luar seperti itu.
8.       Ibu hamil tidak boleh makan ikan karena nanti saat melahirkan bayi akan bau amis.
Pendapat kelompok : Mengkonsumsi ikan tidak akan membuat anak menjadi berbau amis, ikan justru sangat bermanfaat karena mengandung protein dan zat lain yang sangat bermanfaat untuk perkembangan otak anak.
9.       Ibu hamil yang sering minum es maka bayinya akan menjadi besar.
Pendapat kelompok : Minum es selama kehamilan tidak akan menyebabkan janin menjadi besar, tetapi jangan terlalu banyak minum es, kecuali jika ibu hamil minum es yang ditambah sirup, madu, atau gula secara berlebihan. Kandungan kalori yang terkandung dalam gula inilah yang menyebabkan bayi memiliki berat di atas normal. Selain kelebihan gula, ukuran janin juga ditentukan oleh faktor genetik dan asupan nutrisi. Orang tua yang bertubuh besar sangat mungkin akan melahirkan bayi yang juga besar. Asupan nutrisi yang baik sangat mempengaruhi perkembangan fisik janin, sehingga janin akan berkembang dengan baik. Beberapa penyakit tertentu, seperti diabetes, juga bisa menyebabkan bayi yang dilahirkan memiliki berat badan yang lebih besar.
10.   Mengurut/pijat perut ibu hamil agar posisi bayi bagus dan persalinan lancar. Mitos ini banyak dipercaya di masayarakat.
Pendapat kelompok : Mengurut perut ibu hamil dapat meningkatkan resiko terjadinya keguguran dan gangguan janin, yaitu janin mengalami stress atau tekanan. Atau ekstrimnya lagi bisa menyebabkan solutio plasenta.
11.   Ibu hamil harus membawa sapu lidi jika ingin berpergian. Hal ini dimaksudkan agar ibu tidak didekati oleh makhluk halus atau sebangsanya.
Pendapat kelompok : Secara rasional, makhluk halus akan takut mendekat jika ibu rajin beribadah, jadi tidak ada gunanya ibu membawa-bawa sapu lidi kemana-mana, hal ini hanya akan merepotkan saja. Bahayanya bisa melukai mata jika ibu tidak hati-hati.
12.   Selama hamil, ibu dilarang mengerok pada bagian bokong. Dikatakan bahwa mengerok bagian bokong ibu akan mengakibatkan kepala bayi akan bergaris-garis ketika lahir nanti.
Pendapat kelompok : Hal ini tidak ada hubungannya secara logika. Namun masyarakat banyak yang mempercayainya. Oleh karena itu kita harus menghormatinya.
13.   Selama hamil, ibu dilarang untuk makan menggunakan piring yang besar, karena nanti plasenta bayi akan besar juga sehingga sulit untuk melahirkan plasenta.
Pendapat kelompok : tidak ada hubungannya piring dengan plasenta. Karena plasenta terbentuk saat bayi mulai ada karna untuk sirkulasi O2.
14.   Selama hamil, ibu dilarang untuk duduk di depan pintu. Ditakutkan nanti pada saat persalinan bayi akan susah keluar jika ibu selama hamil sering duduk di depan pintu.
Pendapat kelompok : tidak ada hubungannya. Karena jika ibu hamil duduk di dpan pintu akan menutupi jalan.
15.   Ibu hamil dan suaminya tidak boleh melilitkan handuk di leher. Jika hal ini dilakukan maka bayi juga akan dililit oleh tali pusar sehingga akan mempersulit persalinan.
Pendapat kelompok : sebenarnya ini tidak ada hubungannya.

16.   Ibu hamil tidak boleh menaruh atau mengantungi sesuatu benda didalam saku baju atau celana. Jika hal ini dilakukan maka jika bayi yang dikandung laki-laki akan mengalami pembesaran pada bagian testisnya.

Pada saat persalinan:
1.       Wanita yang ingin melahirkan harus minum minyak kelapa agar proses persalinan berjalan lancar.
Pendapat kelompok : Meminum minyak akan masuk kesaluran pencernaan, jadi tidak ada hubungannya dengan proses persalinan. Malahan meminum minyak mungkin bisa membuat ibu menjadi mual dan muntah.
2.       Jika proses persalinan tidak lancar maka suami harus melangkahi istrinya.
Pendapat : Ini tidak bisa dibenarkan karena penyulit persalinan berasal dari ibu, bayi dan penolong. Malahan hal ini berbahaya karena tindakan melangkah ditakutkan akan terinjak pada perut ibu karena ibu sedang dalam keadaan kesakitan dan gelisah.
Perawatan persalinan :
         i.            Setelah melahirkan, ibu harus cebok dengan menggunakan air asam kandis atau air rebusan daun sirih agar kemaluan merapat.
       ii.            Setelah melahirkan perut ibu diolesi kapur sirih dan jeruk nipis agar perut cepat mengecil.
      iii.            Setelah melahirkan, setiap hari ibu harus menduduki batu bata yang telah dipanasi dan dilapisi kain lap sampai 40 hari setelah persalinan agar kemaluan cepat merapat.






Pada perawatan bayi baru lahir:
1.       Setelah tali pusar puput maka pusar harus diberi koin agar tidak bodong.
Pendapat : Pusar yang tali pusarnya baru puput memang biasanya akan terlihat sedikit menonjol, namun hal ini akan berkurang jika dinding perut bayi semakin kuat. Jadi tidak ada hubungannya koin dapat mencegah pusar bodong. Yang perlu diperhatikan adalah koin yang kotor bila ditempelkan ke pusar bayi yang baru puput akan menjadi sumber infeksi bagi bayi.
2.       Bayi harus sering diberi kopi agar tidak kejang (step).
Pendapat :  Kopi mengandung kafein yang tentu saja berbahaya bagi kesehatan bayi. Maka sebaiknya hal ini dihindari. Bayi yang kejang disebabkan karena panas tinggi jadi jika bayi demam segeralah konsultasikan ke dokter atau bidan.
3.       Perawatan plasenta:
o   Saat mencuci tembuni tidak boleh meludah. Karena anaknya nanti akan dibenci orang dan jika sudah bersih maka tembuni harus diberi asam dan garam agar tidak bau.
o   Plasenta bayi baru lahir, harus dicuci dan ditanam oleh ayah bayi. Dikatakan bahwa jika ayah yang mencuci dan menanam tembuni maka bayi akan patuh pada perintah ayah dan tidak akan melawan orang tua.
o   Plasenta bayi yang baru lahir, setelah dicuci hendaknya diinjak dahulu oleh kakak bayi jika bayi tersebut mempunyai kakak. Hal ini dimaksudkan agar bayi selaku adik akan menurut kepada kakak saat dia besar nanti.
o   Plasenta bayi harus diberi sisir, gula merah, kelapa, pensil, kertas, dan kembang tujuh rupa kemudian dimasukkan kedalam kendi baru dikubur. Hal ini dimaksudkan agar bayi tumbuh menjadi anak yang cantik/tampan, pintar, kuat, berguna bagi nusa bangsa dan agama serta disukai banyak orang.
4.       Pusar bayi yang puput disimpan, dan jika bayi sudah besar, pusar tersebut bisa menjadi obat jika bayi sakit dengan cara pusar direndam dan diminumkan air rendaman tersebut. Hal ini tidak bisa dibuktikan secara medis, ini hanya merupakan sugesti yang secara turun temurun dijalankan.
5.       Air mandi bayi pertama kali, harus dibuang disimpang empat jalan. Hal ini dimaksudkan agar bayi kelak menjadi orang yang supel, pandai bergaul dan disukai oleh banyak orang.
6.       Dibawah bantal bayi diletakkan ”jeringo bangle” yang di tusukkan di paku, potongan sapu lidi, buku yasin, dan kaca. Ini dimaksudkan agar bayi tidak didekati oleh makhluk halus.
Kesimpulan :
*      Beberapa mitos yang dikemukakan diatas masih terus membudaya dikalangan masyarakat.Mungkin sebagian ada yang bisa diterima secara logika, namun ada pula yang tidak bisa diterima dengan akal sehat. Mitos-mitos tersebut sulit untuk disingkirkan dari kehidupan masyarakat, sebagian besar masyarakat masih percaya dan selalu melakukan mitos-mitos tersebut. Hal ini tidak menjadi masalah selama tidak berbahaya. Kita sebagai bidan, hendaknya mengingatkan mitos-mitos yang bisa membahayakan ibu dan bayi. Kita juga tidak boleh melarang masyarakat untuk tidak melakukan mitos-mitos yang tidak berbayaha. Karena mitos-mitos ini bisa menjadi sugesti yang diyakini masyarakat, dan mungkin berguna untuk kenyamanan psikologis mereka.


Daftar Pustaka
 http://kagome9685.wordpress.com/2009/09/14/mitos-seputar-kebidanan-yang-menjadi-budaya-di-kota-prabumulih/

PERUBAHAN FISIK MAUPUN PSIKOLOGI PADA BUMIL

Perubahan Fisiologis Pada Ibu Hamil Baik Secara Fisik Maupun Psikologi

Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan yang terdiri atas ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, implantasi pada uterus,, pembentukan plasenta, serta pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai aterm.

Kehamilan bukan merupakan suatu keadaan penyakit atau kondisi ibu yang perlu kita perlakukan seperti orang sakit. Membantunya beradaptasi terhadap perubahan fisiologis saat kehamilan merupakan hal yang lebih dibutuhkan oleh seorang ibu hamil.

Paradigma ini perlu ditanamkan bagi masyarakat ataupun tenaga kesehatan. Oleh karena itu, pemahaman terhadap proses terjadinya keluhan atau masalah pada ibu hamil sangatlah penting. Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita, khususnya pada alat genitalia eksterna dan interna dan pada payudara, hal ini terjadi akibat dari pentingnya peranan hormon – hormon pada seorang wanita.
Perubahan – perubahan fisiologi pada ibu hamil baik secara fisik maupun psikologi akan lebih jelas dibahas seperti yang digambarkan pada kasus dalam makalah ini.
I.    PERUBAHAN FISIK SELAMA KEHAMILAN
1.  Perubahan sistim reproduksi
a.  Uterus
Rahim yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 gram akan mengalami hipertrofi  dan hiper plasia, sehingga menjadi seberat 1.000 gram saat akhir kehamilan. Dinding lebih tipis (dinding korpus uteri 1.5 cm/kurang). Perubahan pada isthmus uteri menjadi lebih panjang dan lunak.
b.  Serviks
Perubahan warna dan konsistensi
c.   Vagina dan vulva
Organ vagina dan vulva mengalami peningkatan sirkulasi darah karena pengaruh esterogen, sehingga tampak makin merah dan kebiru biruan. Perlunakan jaringan ikat
d.  Ovarium
Ovulasi tidak terjadi. Terjadinya kehamilan indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia 16 minggu
e.  Payudara
Nyeri, payudara bertambah besar karena hipertrofi alveoli mamae. Hiperpigmentasi areola
2.  Perubahan Sistim Sirkulasi
a.  Denyut nadi menigkat waktu istirahat sekitar 10 – 15x/menit
b.  Apeks jantung berpindah sedikit ke lateral.
c.   Bising sistolik pada saat aspirasi
d.  Kardiac output meningkat sekitar 30% tampak pada kehamilan 16 minggu.
e.  Sel darah merah makin meningkat jumlahnya agar mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodilusi yang disertai anemi fisiologis.
3.  Perubahan Sistim Respirasi
a.  Tidal volum meningkat pergerakan diafragma lebih besar akibat dari dorongan rahim, ibu hamil akan bernapas lebih dalam sekitar 20%-25% dari biasanya.
b.  Penurunan PCO2 darah (alkalosis respiratorik).
Pada ibu hamil akan terlihat napas cepat, cepat lelah akibat dari kerja jantung dan paru – paru lebih berat
4.  Perubahan Sistim Gastrointestinal
Selama periode kehamilan kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan memberikan ASI. Perubahan metabolisme pada kehamilan antara lain :
a.    Metabolisme basal naik sebesar 15% - 20% dari semula terutama trimester ke III.
b.    Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq/liter menjadi 145 mEq/liter karena hemodilusi darah dan kebutuhan mineral yang diperlukan janin.
c.    Kebutuhan protein meningkat untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, perkembangan organ kehamilan serta persiapan laktasi..
d.    Kebutuhan kalori dan zat mineral meningkat, maka berat badan ibu hamil meningkat.
Oleh karena pengaruh estrogen pengeluaran asam lambung meningkat yang menyebabkan : air liur berlebihan, daerah lambung terasa panas terjadi mual dan sakit kepala terutama pada pagi hari (morning sickness), muntah berlebihan yang biasa disebut hiperimesis gravidarum, gerak usus makin berkurang dan dapat menyebabkan obsitipasi akibat hormon progesteron.
5.  Perubahan Sistim Renal
a.  GFR (glomerulus filtasi rate) dan aliran plasma ginjal meningkat.
b.  Konsentrasi kreatinin dan urea plasma menurun
c.   Glukosuria sehingga GFR turun dapat menimbulkan infeksi
Pengaruh desakan hamil muda atau pembesaran rahim seiring bertambahnya usia kehamilan menekan kandung kemih dan turunnya kepala bayi pada hamil tua akan menyababkan gangguan miksi dalam bentuk sering berkemih.
6.  Perubahan Integumen
a.  Striae gravidarum
b.  Distensi rekti
c.   Pigmentasi berupa linea nigra
d.  Cloasma gravidarum karena peningkatan hormon estrogen dan progesteron
Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan menghilang
7.  Perubahan Metabolik
a.  Pertambahan berat badan 11kg
b.  Peningkatan retensi air
II.   Perubahan – Perubahan Psikologis
a.  TRIMESTER  I
Trimester pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian terhadap kenyataan bahwa ia sedang mengandung. Sebagian besar wanita merasa sedih dan ambivalen tentang kenyataan bahwa ia hamil.
Perasaan ambivalen ini biasanya berakhir dengan sendirinya seiring ia menerima kehamilannya, sementara itu, beberapa ketidaknyamanan pada trimester pertama, seperti mual , kelemahan, perubahan nafsu makan, kepekaan emosional, semua ini dapat mencerminkan konflik dan defresi yang ia alami dan pada saat bersamaan hal-hal tersebut menjadi pengingat tentang kehamilannya.
Trimester pertama sering menjadi waktu yang menyenangkan untuk melihat apakah kehamilan akan dapat berkembang dengan baik. Hal ini akan terlihat jelas terutama pada wanita yang telah beberapa kali mengalami keguguran dan bagi para tenaga kesehatan profesional wanita yang cemas akan kemungkinan terjadi keguguran kembali atau teratoma. Berat badan sangat bermakna bagi wanita hamil selama trimester pertama.Berat badan dapat menjadi salah satu uji realitas tentang keadaannya karena tubuhnya menjadi bukti nyata bahwa dirinya hamil.
Pembuktian kehamilan dilakukan berulang-ulang saat wanita mulai memeriksa dengan cermat setiap perubahan tubuh, yang merupakan bukti adanya kehamilan.Bukti yang paling kuat adalah terhentinya menstruasi.
Hasrat seksual pada trimester pertama sangat bervariasi antara wanita yang satu dan yang lain. Meski beberapa wanita mengalami peningkatan hasrat seksual, tetapi secara umum trimester pertama merupakan waktu terjadinya penurunan libido dan hal ini memerlukan komunikasi yang jujur dan terbuka terhadap pasangan 4 masing-masing.Banyak wanita merasakan kebutuhan kasih sayang yang besar dan cinta kasih tanpa seks.Libido secara umum sangat dipengaruhi oleh keletihan, nausea, depresi, payudara yang membesar dan nyeri, kecemasan, kekhawatiran, dan masalah-masalah lain merupakan hal yang sangat normal terjadi pada trimester pertama.
1.     Merasa tidak sehat dan benci kehamilannya.
2.     Selalu memperhatikan setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya.
3.     Mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya sedang hamil.
4.     Mengalami gairah seks yang lebih tinggi tapi libido turun.
5.     Khawatir kehilangan bentuk tubuh.
6.     Membutuhkan penerimaan kehamilannya oleh keluarga.
7.     Ketidakstabilan emosi dan suasana hati.
8.     Mencari tanda-tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya hamil
9.     Hasrat untuk melakukan hubungan seks pada trimester pertama berbeda2, kebanyakan wanita hamil mengalami penurunan pada periode ini
Pada trimester I atau bulan-bulan pertama ibu akan merasa tidak berdaya dan merasa minder karena ibu merasakan perubahan pada dirinya. Segera setalah konsepsi kadar hormon estrogen dan progesterone meningkat, menyebabkan mual dan muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan pembesaran payudara
b.  TRIMESTER II
Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan yang baik, yakni periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan yang normal dialami saat hamil.Namun, trimester kedua juga merupakan fase ketika wanita menelusur ke dalam dan paling banyak mengalami kemunduran.
Trimester kedua sebenarnya terbagi atas dua fase: pra-quickening dan pasca-quickening. Quickening menunjukkan kenyataan adanya kehidupan yang terpisah, yang menjadi dorongan bagi wanita dalam melaksanakan tugas psikologis utamannya pada trimester kedua, yakni mengembangkan identitas sebagai ibu bagi dirinya sendiri, yang berbeda dari ibunya.
Pada trimester kedua, mulai terjadi perubahan pada tubuh. Orang akan mengenali Anda sedang hamil .Sebagian besar wanita merasa lebih erotis selama trimester kedua, kurang labih 80% wanita mengalami kemajuan yang nyata dalam hubungan seksual mereka dibanding pada trimester pertama dan sebelum hamil. Trimester kedua relatif terbebas dari segala ketidaknyamanan fisik, dan ukuran perut wanita belum menjadi masalah besar, lubrikasi vagina semakin banyak pada masa ini, kecemasan, kekhawatiran dan masalah – masalah yang sebelumnya menimbulkan ambivalensi pada wanita tersebut mereda
Selain itu tanda – tanda lain adalah :
1.     Ibu sudah mulai merasa sehat dan mulai bisa menerima kehamilannya.
2.     Mulai merasakan gerakan bayi dan merasakan kehadiran bayi sebagai seseorang di luar dirinya.
3.     Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasa beban.
4.     Libido dan gairah seks meningkat.
5.     Ibu merasakan adanya perubahan pada bentuk tubuh yang semakin membesar sehingga ibu merasa tidak menarik lagi dan merasa suami tidak memperhatikan lagi
6.     Ibu merasakan lebih tenang dibandingkan dengan timester I karena nafsu makan sudah mulai timbul dan tidak mengalami mual muntah sehingga ibu lebih bersemangat
7.     Biasanya ibu lebih bisa menyesuaikan diri dengan kehamilan selama trisemester ini dan ibu mulai merasakan gerakan janinnya pertama kali.
c.   TRIMESTER  III
Trimester ketiga sering disebut periode penantian dengan penuh kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar menanti kehadiran sang bayi. Ada perasaan was-was mengingat bayi dapat lahir kapanpun. Hal ini membuatnya berjaga-jaga sementara ia memperhatikan dan menunggu tanda dan gejala persalinan muncul.
Trimester ketiga merupakan waktu, persiapan yang aktif terlihat dalam menanti kelahiran bayi dan menjadi orang tua sementara perhatian utama wanita terfokus pada bayi yang akan segera dilahirkan. Pergerakan janin dan pembesaran uterus, keduanya menjadi hal yang terus menerus mengingatkan tentang keberadaan bayi.Wanita tersebut lebih protektif terhadap bayinya.Sebagian besar pemikiran difokuskan pada perawatan bayi.Ada banyak spekulasi mengenai jenis kelamin dan wajah bayi itu kelak.Sejumlah ketakutan muncul pada trimester ketiga.Wanita mungkin merasa cemas dengan kehidupan bayi dan kehidupannya sendiri. Seperti: apakah nanti bayinya akan lhir abnormal, terkait persalinan dan pelahiran (nyeri, kehilangan kendali, hal-hal lain yang tidak diketahui), apakah ia akan menyadari bahwa ia akan bersalin, atau bayinya tidak mampu keluar karena perutnya sudah luar biasa besar, atau apakah organ vitalnya akan mengalami cedera akibat tendangan bayi.
Ia juga mengalami proses duka lain ketika ia mengantisipasi hilangnya perhatian dan hak istimewa khusus lain selama kehamilan, perpisahan antara ia dan bayinya yang tidak dapat dihindari, dan perasaan kehilangan karena uterusnya yang penuh secara tiba-tiba akan mengempis dan ruang tersebut menjadi kosong. Depresi ringan merupakan hal yang umum terjadi dan wanita dapat menjadi lebih bergantung pada orang lain lebih lanjut dan lebih menutup diri karena perasaan rentannya.
Wanita akan kembali merasakan ketidaknyamanan fisik yang semakin kuat menjelang akhir kehamilan. Ia akan merasa canggung, jelek, berantakan, dan memerlukan dukungan yang sangat besar dan konsisten dari pasangannya. Pada pertengahan trimester ketiga, peningkatan hasrat seksual yang terjadi pada trimester sebelumnya akan menghilang karena abdomennya yang semakin besar menjadi halangan. Alternatif untuk mencapai kepuasan dapat membantu atau dapat 6 Menimbulkan perasaan bersalah jika ia merasa tidak nyaman dengan cara-cara tersebut. Berbagi perasaan secara jujur dengan pasangan dan konsultasi mereka dengan anda menjadi sangat penting.
Perubahan lainnya adalah :
1.      Ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.
2.     Ibu khawatir bayinya akan lahir sewaktu-waktu dan dalam kondisi yang tidak normal.
3.     Semakin ingin menyudahi kehamilannya.
4.     Tidak sabaran dan resah.
5.     Bermimpi dan berkhayal tentang bayinya.
6.     Aktif mempersiapkan kelahiran bayinya.
DAFTAR  PUSTAKA
1.  Hidayati Ratna. 2009. Asuhan Keperawatan pada kehamilan fisiologis dan patologis. Salemba medika. Jakarta
3.  Purwaningsih W. Dan Fatmawati S. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Nuha Medika. Yogyakarta
4.  Wikrijo Satro H. Et. Al. 2002. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta

Kamis, 05 Juni 2014

Kanker Serviks (Gejala, Penyebab dan Faktor Resiko terjadinya kanker serviks)




Kanker serviks adalah satu dari banyak kanker yang terjadi pada organ reproduksi wanita. Human papillomavirus (HPV) memainkan peran akan timbulnya banyak kasus kanker serviks. Wanita pengidap kanker mulut rahim ini akan mempunyai beberapa gangguan, diantaranya rasa nyeri dan pendarahan saat berhubungan intim.
Kanker Serviks
Ketika terkena HPV, sistem imun tubuh biasanya mencegah virus tersebut berkembang di dalam tubuh. Pada kasus kanker serviks, virus HPV bertahan hidup di dalam tubuh selama bertahun-tahun dan mengubah beberapa sel pada permukaan leher rahim menjadi sel kanker. Kanker serviks biasanya terjadi pada wanita yang berusia lebih dari 30 tahun.

Gejala Kanker Serviks

Anda mungkin sama sekali tidak mengalami gejala kanker serviks – pada tahap awal kanker serviks biasanya tidak menunjukkan tanda dan gejala. Inilah mengapa pemeriksaan menjadi penting.

Tanda dan gejala kanker serviks pada tahap lanjut antara lain:
  • Pendarahan pada vagina ketika berhubungan, saat tidak dalam periode datang bulan atau setelah menopause.
  • Basah atau keluar darah pada vagina yang kental dan berbau.
  • Sakit pada pinggul atau nyeri ketika berhubungan.

Penyebab & Faktor Risiko

Penyebab Kanker Serviks


Secara umum kanker terjadi karena mutasi sel normal menjadi sel yang tidak normal. Sel yang normal akan tumbuh dan melipatgandakan secara teratur. Akan tetapi sel kanker tumbuh dan melipatgandakan diri secara tidak terkontrol dan sel tersebut tidak mati. Akumulasi dari sel tersebut akan menjadi besar dan disebut dengan tumor. Sel kanker menyerang jaringan tubuh terdekat dan dapat memecah dari sumbernya untuk menyebar ke manapun di bagian tubuh.

Ada dua tipe umum kanker serviks
  1. Squamous cell carcinomas terdapat pada bagian bawah serviks. Tipe ini menjadi penyebab sekitar 80 sampai 90 persen kanker serviks.
  2. Adenocarcinomas terjadi pada bagian atas serviks. Tipe ini menjadi penyebab 10 sampai 20 persen kanker serviks.

Apa yang menjadi penyebab sel squamos atau sel glandular menjadi tidak normal dan berkembang menjadi kanker tidak jelas. Tetapi virus HPV memainkan peran dalam hal ini. Bukti menunjukkan bahwa virus HPV ditemukan pada semua kasus kanker serviks. Tetapi di sisi lain banyak pula wanita yang memiliki virus HPV tidak pernah mengalami kanker serviks. Ini berarti ada kemungkinan faktor lain juga memainkan peran, seperti genetik, lingkungan atau gaya hidup.

Faktor Risiko Kanker Serviks


Beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko kanker serviks antara lain:
  • Berhubungan seksual dengan banyak pasangan
  • Melakukan hubungan seksual saat usia dini
  • Penyakit seksual menular lain
  • Sistem imun tubuh yang lemah
  • Merokok

Pencegahan Kanker Serviks


Anda dapat mengurangi risiko kanker serviks dengan mengambil tindakan pencegahan infeksi virus HPV. Gunakanlah kondom ketika berhubungan seksual karena hal tersebut dapat mengurangi risiko terinfeksi virus HPV.

Sebagai tambahan adalah dengan :
  • Menunda hubungan seksual sampai usia matang
  • Setia pada pasangan
  • Hindari merokok
  • Gunakan vaksinasi pencegah HPV
  • Ikuti prosedur pemeriksaan serviks (pap smear test)

Jagalah kebersihan organ reproduksi,Kanker serviks bisa menyerang wanita mana saja, terutama mereka yang kurang menjaga kesehatan reproduksinya.
 
Daftar Pustaka
1.      Cowan BD.Seifer, Kaider DB,Kaider  AS, Jarowicz P.Rouse RG. Antiphospolipid Antibodies Associater With Implatation Failure. J Assist Reprod Genet. 1997
2.      Clinical Reproductiview Medicine Bryan D. Cowan  and David B Seifer Lippincott. R. Plubisher Philadelphia. 1997
Barbot J Hysteroscopy and Hysterography Obstet Gyn Cloinical. Norht Am. 1995

Rabu, 14 Mei 2014

MAKALAH KONSEP KEBIDANAN Ruang Lingkup Kebidanan



MAKALAH KONSEP KEBIDANAN
 Ruang Lingkup Kebidanan









DISUSUNOLEH:
KELOMPOK III

v  DIAN WULANDARI TUALU



                                                PROGRAM STUDI D4 BIDAN PENDIDIK
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2013/2014





KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa atas terselesaikan makalah ini, tentang mengenai “Lingkup praktek kebidanan” yang disajikan secara sistematis dan jelas.
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas Konsep Kebidanan.Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan atau ketidak sempurnaan.
Mudah-mudahan dengan adanya makalah ini, dapat menambah ilmu pengetahuan pembaca.
Kami menyadari adanya kekurangan-kekurangan dalam pembuatan makalah ini.Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.Kepada sejawat pembaca kami mohon maaf bila dalam penyajian makalah ini masih banyak kekurangan atau kesalahan.Kami sangat harapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan selanjutnya.














DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………..
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………..
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………………..
1.3 Tujuan Makalah……………………………………………………………………………
1.4 Manfaat Makalah…………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………….
2.1 Ruang Lingkup Dan Sasaran…………………………………………………………
2.2 Lahan Praktek Kebidanan…………………………………………………………….
BAB III PENUTUP ………………………………………………………………………………
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………….
3.2 Saran…………………………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
……………………………………………………………………………………
















BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Dalam kanca kesehatan, etika, profesional, kesopanan, keramahan, keterampilan adalah modal utama. Tapi selain itu, bidan juga punya penuntun yang dapat digunakan dalam memberikan asuhan kepada pasiennya, salah satunya adalah Standart Praktek Kebidanan Permenkes tahun 2002, tentang ruang lingkup Kebidanan dalam pemberian asuhan. Berdasarkan dengan panduan tersebut maka bidan dapat memberikan asuhan dengan legal dan tidak perlu adanya pencekalaan.
Tugas bidan sendiri tidak saja mandiri, tetapi ada juga tugas kolaborasi baik dengan teman sejawat atau lintas sektoral maupun dengan dokter obgin. Jadi dengan demikian bidan yang kita ciptakan memiliki keterampilan dan dedikasi tinggi, sehingga tidak mengecewakan masyarakat pada umumnya.

1.2 Rumusan Masalah
A. Apakah yang dimaksud dengan Ruang Lingkup Praktek Kebidanan?
B. Mana sajakah yang termasuk ke dalam lahan praktik pelayanan kebidanan?

1.3 Manfaat Makalah
Agar mahasiswa dapat memahami dan mengerti tentang Lingkup Praktek Kebidanan.

1.3 Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mempermudah dan memberi pengarahan bagi masyarakat terutama mahasiswa tentang Lingkup Praktek Kebidanan

1.4 Manfaat Makalah
Agar mahasiswa dapat memahami dan mengerti tentang Lingkup Praktek Kebidanan.






BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Ruang Lingkup dan Sasaran
Prktik kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan melaluipelayanan atau asuhan kebidanan kepada klien dengan pendekatan manajement kebidanan lingkup praktik kebidanan meliputi asuhan mandiri atau otonomi pada anak perempuan,remaja putri, dan wanita dewasa sebelum dan selama kehamilan dan sesudahnya. Ini berarti bidan melakukan pengawasan,memberi asuhan dan saran yang diperlukan kepada wanita selama ahamil,bersalin dan masa nifas praktik kebidanan dilakukan dalamsistem pelayanan kesehatan yang berorientasi pada masyarakat,dokter,dan dokter spesialis di pusat-pusat rujukan.

Lingkup Praktik Kebidanan
Meliputi asuhan mandiri otonom pada :
• Anak perempuan, mengapa? Karena perempuan akan mengalami menstruasi,melahirkan.
• Remaja putri sebagai persiapan pranikah dan sebelum melahirkan.
• Selama hamil dan selanjutnya memberikan pengawasan yang diperlukan,asuhan dan nasihat bagi wanita selama hamilbersalin dan masa nifas.

Termasuk pengawasan :
• pelayanan kesehatan masyarakat diposyandu (tindakan pencegahan).
• Penyuluhandan pendidikan kesehatan pada ibu,keluarga dan masyarakat
• Persiapan menjadi orang tua.
• Menentukan KB (pasien) BB (Berikan Penjelasan)
• Deteksi.

Praktik pelayanan kebidanan adalah praktik pelayanan profesiaonal yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu dalam kurun waktu masa produksi dan BBL.

Ruang linkup praktik kebidanan adalah batasan dari kewenangan bidan dalam menjalankan praktiknya yang berkaitan dengan upaya pelayanan kebidanan dan jenis pelayanan kebidanan.
Sasaran prkatik kebidanan adalah individu yang termasuk dalam sasaran tersebut yaitu remaja dalam masa pranikah,ibu hamil,ibu masa bersali.


A. Landasan Dasar Pelayanan Kebidanan
1. Pengertian Bidan
Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifiasi dan diberi ijin untuk menjalankan praktik kebidanan di negeri itu.
2. Kebidanan
Merupakan bentuk dari sintesa berbagai disiplin ilmu (ilmu kedokteran, keperawatan, sosial, perilaku, budaya, ilmu kesehatan masyarakat, ilmu manajemen).
Kebidanan adalah :
a. Suatu pelayanan : dasar ilmu pengetahuan
b. Tanggap terhadap perubahan zaman dan kompleks tim
c. Praktisi yang mandiri
d. Kerjasama dengan tim kesehatan yang lain
e. Saling menghargai peran fungsi : standard pelayanan kesehatan
3. Pelayanan Kebidanan
Adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab praktek profesi bidan dalam sistem pelayanan kesehatan.
4. Praktik Kebidanan
Adalah penerapan ilmu kebidanan dalam memberikan pelayanan terhadap terhadap klien dengan pendekatan manajemen kebidanan.
5. Manajemen Kebidanan
Adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis.
6. Asuhan Kebidanan
Adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien.
7. Praktik pelayanan kebidanan
Adalah praktik pelayanan profesional yg merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yg diberikan kpd ibu dlm kurun waktu masa reproduksi dan BBL.






B. RUANG LINGKUP PRAKTIK KEBIDANAN
Adalah batasan dari kewenangan bidan dalam menjalankan praktiknya yg berkaitan dengan upaya pelayanan kebidanan dan jenis pelayanan kebidanan
C. WEWENANG BIDAN
Memberikan pelayanan yang meliputi :
1. Pelayanan KIA
Pelayanan kebidanan yang diberikan pada ibu dan anak
Ibu : masa pranikah, hamil, persalinan, nifas, menyusui, interval.
Anak : BBL, bayi, anak balita, pra sekolah, sekolah
a. Pelayanan kebidanan pada ibu
Kegiatannya:
1) Penyuluhan dan konseling
2) Pemeriksaan fisik
3) Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
4) Pertolongan pada kehamilan abnormal yang mencakup bumil dengan abortus iminens, hyperemesis gravidarum TM I, PER (Pre Eklamsi Ringan), anemia ringan.
5) Pertolongan persalinan normal
6) Pertolongan persalinan abnormal : letsu (letak sungsang), partus macet kepala didasar panggul, KPD tanpa infeksi, perdarahan post partum, laserasi jalan lahir, distosia krn inersia uteri primer, post term dan preterm.
7) Pelayanan ibu nifas normal
8) Pelayanan ibu nifas abnormal : retensio placenta, infeksi ringan
9) Pelayanan dan pengobatan pada kelainan teknologi yang meliputi keputihan, perdarahan tidak teratur dan penundaan haid.
Wewenang Bidan:
1) Memberikan imunisasi
2) Memberikan suntikan pada penyulit kehamilan, persalinan dan nifas
3) Bimbingan senam hamil dan senam nifas
4) Mengeluarkan plasenta secara manual
5) Pengeluaran sisa jaringan konsepsi
6) Episiotomy
7) Penjahitan luka episiotomy dan luka jalan lahir sampai tingkat 2
8) Amniotomi pada pembukaan serviks lebih dari 4cm
9) Pemberian infus, suntikan IM uterotonika, antibiotic dan sedative.
10) Memberi penyuluhan tentang ASI eksklusif dan cara menyusui yang benar.


b. Pelayanan kebidanan anak

Wewenang bidan dalam praktik kebidanan pada anak:
1) Pelayanan neonatal esensial
2) Pemeriksaan dan perawatan BBL
3) Resusitasi BBL
4) Penanganan hipotermi pd BBL
5) Perawatan tali pusat
6) Pemberian ASI (bayi <> 6 bln)
7) Pemantauan tumbuh kembang
8) Pengobatan penyakit ringan
9) Pemberian penyuluhan
2. Pelayanan Keluarga Berencana
a. Memberikan pelayanan KB yakni: pemasangan IUD/AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim), AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit), pemberian suntikan, tablet, kondom, diafragma, jelly.
b. Memberikan konseling pemakaian kontrasepsi
c. Memberikan pelayanan efek samping pemakaian kontrasepsi
d. Melakukan pencabutan AKDR letak normal
e. Melakukan pencabutan AKBK tanpa penyulit
3. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
a. Pembinaan Peran Serta Masyarakat dibidang KIA
b. Memantau tumbuh kembang anak
c. Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas
d. Melaksanakan deteksi dini, melaksanakan pertolongan pertama merujuk dan memberikan penyuluhan infeksi menular seksual (IMS), penyalahgunaan narkotika psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA).

D. UPAYA PELAYANAN KEBIDANAN
• Promotif
Upaya promosi ini dapat diberikan dlm bentuk konseling untuk klien, keluarga dan masyarakat, memberikan penyuluhan kpd ibu hamil, bersalin, nifas, dan penolong persalinan serta memberikan asuhsn pd BBL.
• Preventif
Dlm upaya ini tindakan pencegahan, deteksi dini abnormal ibu dan anak, usaha mendapatkan bantuan medik dlm melaksanakan tindakan kegawatdaruratan.
• Kuratif
Upaya ini dapat berupa rujukan pd keadaan resiko tinggi termasuk kegawatdaruratan pada anak
• Rehabilitatif
Dalam melaksanakan upaya ini bidan harus mampu memberikan asuhan sesuai dgn kebutuhan terhadap wanita hamil, melahirkan, masa post partum, melaksanakan pertolongan persalinan dibawah tanggung jawabnya sendiri dan memberikan asuhan pd BBL, bayi dan anak balita.
E. JENIS PELAYANAN KEBIDANAN
• Layanan Kebidanan Primer (Mandiri)
Pelayanan kebidanan yg sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan
• Layanan Kebidanan Kolaborasi
Layanan yg dilakukan bidan sbg anggota TIM yg kegiatannya dilakukan scr bersamaan atau sbg salah satu urutan dr proses kegiatan pelayanan kesehatan
• Layanan Kebidanan Rujukan
Layanan yg dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke sistem pelayanan yg lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan yg dlk oleh bidan ke tempat atau fasilitas lain secara horizontal/vertical atau ke profesi lainnya
F. Sasaran Praktik Kebidanan
Sasaran praktik kebidanan adalah individu yg termasuk dlm sasaran tsb yaitu remaja dlm masa pra-nikah, ibu hamil, ibu masa bersalin, ibu nifas, BBL dan balita, ibu dgn kebutuhan KB dan dalam masa lansia
G. Lahan Praktik Pelayanan Kebidanan
Lahan praktik pelayanan kebidanan mrp tempat dmn bidan menerapkan ilmu dlm memberikan pelayanan kebidanan/asuhan kebidanan kpd klien dgn pendekatan manajemen kebidanan.
Tempat tersebut meliputi:
• Rumah Sakit
• Puskesmas
• RB
• Poliklinik
• BPS
• Polindes
• Posyandu






BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ruang lingkup praktik kebidanan adalah batasan dari kewenangan bidan dalam menjalankan praktiknya yang berkaitan dengan upaya pelayanan kebidanan dan jenispelayanan kebidanan.


3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat khususnya bagi para pembaca dan dapat menambah pengetahuan tentang lingkup praktik kebidanan.untuk itu penulis mengharapkan kepada para pembaca untuk lebih jauh memahami makalah ini dan dapat memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun.




















DAFTAR PUSTAKA

http://nadia.kisahku.info/2010/09/standar -profesi-kebidanan-tentang-lahan-praktek-pelayanan-kebidanan-info.html

http://gtyawibowo.blogspot.com/2010/07/lingkup-praktek-kebidanan.html

Soepardan,suryani
.(2007). Konsep Kebidanan.