Perubahan Fisiologis Pada Ibu Hamil Baik Secara Fisik Maupun Psikologi
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan yang terdiri atas ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, implantasi pada uterus,, pembentukan plasenta, serta pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai aterm.
Kehamilan bukan merupakan suatu keadaan penyakit atau
kondisi ibu yang perlu kita perlakukan seperti orang sakit. Membantunya
beradaptasi terhadap perubahan fisiologis saat kehamilan merupakan hal yang
lebih dibutuhkan oleh seorang ibu hamil.
Paradigma ini perlu ditanamkan bagi masyarakat ataupun
tenaga kesehatan. Oleh karena itu, pemahaman terhadap proses terjadinya keluhan
atau masalah pada ibu hamil sangatlah penting. Pada kehamilan terdapat
perubahan pada seluruh tubuh wanita, khususnya pada alat genitalia eksterna dan
interna dan pada payudara, hal ini terjadi akibat dari pentingnya peranan
hormon – hormon pada seorang wanita.
Perubahan – perubahan fisiologi pada ibu hamil baik secara
fisik maupun psikologi akan lebih jelas dibahas seperti yang digambarkan pada
kasus dalam makalah ini.
I. PERUBAHAN FISIK
SELAMA KEHAMILAN
1. Perubahan sistim
reproduksi
a. Uterus
Rahim yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 gram
akan mengalami hipertrofi dan hiper
plasia, sehingga menjadi seberat 1.000 gram saat akhir kehamilan. Dinding lebih
tipis (dinding korpus uteri 1.5 cm/kurang). Perubahan pada isthmus uteri
menjadi lebih panjang dan lunak.
b. Serviks
Perubahan warna dan konsistensi
c. Vagina dan vulva
Organ vagina dan vulva mengalami peningkatan sirkulasi darah
karena pengaruh esterogen, sehingga tampak makin merah dan kebiru biruan.
Perlunakan jaringan ikat
d. Ovarium
Ovulasi tidak terjadi. Terjadinya kehamilan indung telur
yang mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai
terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia 16 minggu
e. Payudara
Nyeri, payudara bertambah besar karena hipertrofi alveoli
mamae. Hiperpigmentasi areola
2. Perubahan Sistim
Sirkulasi
a. Denyut nadi
menigkat waktu istirahat sekitar 10 – 15x/menit
b. Apeks jantung
berpindah sedikit ke lateral.
c. Bising sistolik
pada saat aspirasi
d. Kardiac output
meningkat sekitar 30% tampak pada kehamilan 16 minggu.
e. Sel darah merah
makin meningkat jumlahnya agar mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim tetapi
pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga
terjadi hemodilusi yang disertai anemi fisiologis.
3. Perubahan Sistim
Respirasi
a. Tidal volum
meningkat pergerakan diafragma lebih besar akibat dari dorongan rahim, ibu
hamil akan bernapas lebih dalam sekitar 20%-25% dari biasanya.
b. Penurunan PCO2
darah (alkalosis respiratorik).
Pada ibu hamil akan terlihat napas cepat, cepat lelah akibat
dari kerja jantung dan paru – paru lebih berat
4. Perubahan Sistim
Gastrointestinal
Selama periode kehamilan kebutuhan nutrisi makin tinggi
untuk pertumbuhan janin dan persiapan memberikan ASI. Perubahan metabolisme
pada kehamilan antara lain :
a. Metabolisme
basal naik sebesar 15% - 20% dari semula terutama trimester ke III.
b. Keseimbangan
asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq/liter menjadi 145 mEq/liter karena
hemodilusi darah dan kebutuhan mineral yang diperlukan janin.
c. Kebutuhan
protein meningkat untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, perkembangan organ
kehamilan serta persiapan laktasi..
d. Kebutuhan kalori
dan zat mineral meningkat, maka berat badan ibu hamil meningkat.
Oleh karena pengaruh estrogen pengeluaran asam lambung
meningkat yang menyebabkan : air liur berlebihan, daerah lambung terasa panas
terjadi mual dan sakit kepala terutama pada pagi hari (morning sickness),
muntah berlebihan yang biasa disebut hiperimesis gravidarum, gerak usus makin
berkurang dan dapat menyebabkan obsitipasi akibat hormon progesteron.
5. Perubahan Sistim
Renal
a. GFR (glomerulus
filtasi rate) dan aliran plasma ginjal meningkat.
b. Konsentrasi
kreatinin dan urea plasma menurun
c. Glukosuria
sehingga GFR turun dapat menimbulkan infeksi
Pengaruh desakan hamil muda atau pembesaran rahim seiring
bertambahnya usia kehamilan menekan kandung kemih dan turunnya kepala bayi pada
hamil tua akan menyababkan gangguan miksi dalam bentuk sering berkemih.
6. Perubahan
Integumen
a. Striae gravidarum
b. Distensi rekti
c. Pigmentasi berupa
linea nigra
d. Cloasma gravidarum
karena peningkatan hormon estrogen dan progesteron
Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan menghilang
7. Perubahan
Metabolik
a. Pertambahan berat
badan 11kg
b. Peningkatan
retensi air
II. Perubahan –
Perubahan Psikologis
a. TRIMESTER I
Trimester pertama sering dianggap sebagai periode
penyesuaian terhadap kenyataan bahwa ia sedang mengandung. Sebagian besar
wanita merasa sedih dan ambivalen tentang kenyataan bahwa ia hamil.
Perasaan ambivalen ini biasanya berakhir dengan sendirinya
seiring ia menerima kehamilannya, sementara itu, beberapa ketidaknyamanan pada
trimester pertama, seperti mual , kelemahan, perubahan nafsu makan, kepekaan
emosional, semua ini dapat mencerminkan konflik dan defresi yang ia alami dan
pada saat bersamaan hal-hal tersebut menjadi pengingat tentang kehamilannya.
Trimester pertama sering menjadi waktu yang menyenangkan
untuk melihat apakah kehamilan akan dapat berkembang dengan baik. Hal ini akan
terlihat jelas terutama pada wanita yang telah beberapa kali mengalami
keguguran dan bagi para tenaga kesehatan profesional wanita yang cemas akan
kemungkinan terjadi keguguran kembali atau teratoma. Berat badan sangat
bermakna bagi wanita hamil selama trimester pertama.Berat badan dapat menjadi
salah satu uji realitas tentang keadaannya karena tubuhnya menjadi bukti nyata
bahwa dirinya hamil.
Pembuktian kehamilan dilakukan berulang-ulang saat wanita
mulai memeriksa dengan cermat setiap perubahan tubuh, yang merupakan bukti
adanya kehamilan.Bukti yang paling kuat adalah terhentinya menstruasi.
Hasrat seksual pada trimester pertama sangat bervariasi
antara wanita yang satu dan yang lain. Meski beberapa wanita mengalami
peningkatan hasrat seksual, tetapi secara umum trimester pertama merupakan
waktu terjadinya penurunan libido dan hal ini memerlukan komunikasi yang jujur
dan terbuka terhadap pasangan 4 masing-masing.Banyak wanita merasakan kebutuhan
kasih sayang yang besar dan cinta kasih tanpa seks.Libido secara umum sangat
dipengaruhi oleh keletihan, nausea, depresi, payudara yang membesar dan nyeri,
kecemasan, kekhawatiran, dan masalah-masalah lain merupakan hal yang sangat
normal terjadi pada trimester pertama.
1. Merasa tidak
sehat dan benci kehamilannya.
2. Selalu
memperhatikan setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya.
3. Mencari
tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya sedang hamil.
4. Mengalami
gairah seks yang lebih tinggi tapi libido turun.
5. Khawatir
kehilangan bentuk tubuh.
6. Membutuhkan
penerimaan kehamilannya oleh keluarga.
7. Ketidakstabilan
emosi dan suasana hati.
8. Mencari
tanda-tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya hamil
9. Hasrat untuk
melakukan hubungan seks pada trimester pertama berbeda2, kebanyakan wanita
hamil mengalami penurunan pada periode ini
Pada trimester I atau bulan-bulan pertama ibu akan merasa
tidak berdaya dan merasa minder karena ibu merasakan perubahan pada dirinya.
Segera setalah konsepsi kadar hormon estrogen dan progesterone meningkat,
menyebabkan mual dan muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan pembesaran
payudara
b. TRIMESTER II
Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan
yang baik, yakni periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala
ketidaknyamanan yang normal dialami saat hamil.Namun, trimester kedua juga
merupakan fase ketika wanita menelusur ke dalam dan paling banyak mengalami
kemunduran.
Trimester kedua sebenarnya terbagi atas dua fase:
pra-quickening dan pasca-quickening. Quickening menunjukkan kenyataan adanya
kehidupan yang terpisah, yang menjadi dorongan bagi wanita dalam melaksanakan
tugas psikologis utamannya pada trimester kedua, yakni mengembangkan identitas
sebagai ibu bagi dirinya sendiri, yang berbeda dari ibunya.
Pada trimester kedua, mulai terjadi perubahan pada tubuh.
Orang akan mengenali Anda sedang hamil .Sebagian besar wanita merasa lebih
erotis selama trimester kedua, kurang labih 80% wanita mengalami kemajuan yang
nyata dalam hubungan seksual mereka dibanding pada trimester pertama dan
sebelum hamil. Trimester kedua relatif terbebas dari segala ketidaknyamanan
fisik, dan ukuran perut wanita belum menjadi masalah besar, lubrikasi vagina
semakin banyak pada masa ini, kecemasan, kekhawatiran dan masalah – masalah
yang sebelumnya menimbulkan ambivalensi pada wanita tersebut mereda
Selain itu tanda – tanda lain adalah :
1. Ibu sudah mulai
merasa sehat dan mulai bisa menerima kehamilannya.
2. Mulai merasakan
gerakan bayi dan merasakan kehadiran bayi sebagai seseorang di luar dirinya.
3. Perut ibu belum
terlalu besar sehingga belum dirasa beban.
4. Libido dan
gairah seks meningkat.
5. Ibu merasakan
adanya perubahan pada bentuk tubuh yang semakin membesar sehingga ibu merasa
tidak menarik lagi dan merasa suami tidak memperhatikan lagi
6. Ibu merasakan
lebih tenang dibandingkan dengan timester I karena nafsu makan sudah mulai timbul
dan tidak mengalami mual muntah sehingga ibu lebih bersemangat
7. Biasanya ibu
lebih bisa menyesuaikan diri dengan kehamilan selama trisemester ini dan ibu
mulai merasakan gerakan janinnya pertama kali.
c. TRIMESTER III
Trimester ketiga sering disebut periode penantian dengan
penuh kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi
sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar menanti kehadiran
sang bayi. Ada perasaan was-was mengingat bayi dapat lahir kapanpun. Hal ini
membuatnya berjaga-jaga sementara ia memperhatikan dan menunggu tanda dan
gejala persalinan muncul.
Trimester ketiga merupakan waktu, persiapan yang aktif
terlihat dalam menanti kelahiran bayi dan menjadi orang tua sementara perhatian
utama wanita terfokus pada bayi yang akan segera dilahirkan. Pergerakan janin
dan pembesaran uterus, keduanya menjadi hal yang terus menerus mengingatkan
tentang keberadaan bayi.Wanita tersebut lebih protektif terhadap
bayinya.Sebagian besar pemikiran difokuskan pada perawatan bayi.Ada banyak
spekulasi mengenai jenis kelamin dan wajah bayi itu kelak.Sejumlah ketakutan
muncul pada trimester ketiga.Wanita mungkin merasa cemas dengan kehidupan bayi
dan kehidupannya sendiri. Seperti: apakah nanti bayinya akan lhir abnormal,
terkait persalinan dan pelahiran (nyeri, kehilangan kendali, hal-hal lain yang
tidak diketahui), apakah ia akan menyadari bahwa ia akan bersalin, atau bayinya
tidak mampu keluar karena perutnya sudah luar biasa besar, atau apakah organ
vitalnya akan mengalami cedera akibat tendangan bayi.
Ia juga mengalami proses duka lain ketika ia mengantisipasi
hilangnya perhatian dan hak istimewa khusus lain selama kehamilan, perpisahan
antara ia dan bayinya yang tidak dapat dihindari, dan perasaan kehilangan karena
uterusnya yang penuh secara tiba-tiba akan mengempis dan ruang tersebut menjadi
kosong. Depresi ringan merupakan hal yang umum terjadi dan wanita dapat menjadi
lebih bergantung pada orang lain lebih lanjut dan lebih menutup diri karena
perasaan rentannya.
Wanita akan kembali merasakan ketidaknyamanan fisik yang
semakin kuat menjelang akhir kehamilan. Ia akan merasa canggung, jelek,
berantakan, dan memerlukan dukungan yang sangat besar dan konsisten dari
pasangannya. Pada pertengahan trimester ketiga, peningkatan hasrat seksual yang
terjadi pada trimester sebelumnya akan menghilang karena abdomennya yang
semakin besar menjadi halangan. Alternatif untuk mencapai kepuasan dapat
membantu atau dapat 6 Menimbulkan perasaan bersalah jika ia merasa tidak nyaman
dengan cara-cara tersebut. Berbagi perasaan secara jujur dengan pasangan dan
konsultasi mereka dengan anda menjadi sangat penting.
Perubahan lainnya adalah :
1. Ibu tidak
sabar menunggu kelahiran bayinya.
2. Ibu khawatir
bayinya akan lahir sewaktu-waktu dan dalam kondisi yang tidak normal.
3. Semakin ingin
menyudahi kehamilannya.
4. Tidak sabaran
dan resah.
5. Bermimpi dan
berkhayal tentang bayinya.
6. Aktif
mempersiapkan kelahiran bayinya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Hidayati Ratna. 2009.
Asuhan Keperawatan pada kehamilan fisiologis dan patologis. Salemba medika.
Jakarta
3. Purwaningsih W.
Dan Fatmawati S. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Nuha Medika. Yogyakarta
4. Wikrijo Satro H.
Et. Al. 2002. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar