ASUHAN KEBIDANA KEHAMILAN
MITOS TERKINI DALAM
KEBIDANAN

Dosen pengampu
Rizka Ayu Setyani, SST
Disusun oleh :
H. Avanta Holy P (13140146)
Dian Wulandari Tualu (13140162)
Noveria Eta (13140183)
Queen Mairiza N.K (13140138)
Kelas : B.10.3
D4 Bidan Pendidik
2013/2014
Mitos
Terkini Dalam Kebidanan
Pada saat kehamilan
:
1.
Memakan daun kemangi dan kisik
selama kehamilan akan membuat plasenta lengket sehingga dapat mempersulit
persalinan.
Pendapat
kelompok :
Daun
kemangi dan kisik merupakan salah satu jenis sayur-sayuran. Kita ketahui bahwa
sayur sangat baik untuk dikonsumsi oleh ibu hamil, sampai saat ini belum ada
penelitian yang mengatakan bahwa daun kemangi atau kisik berbahaya bagi
kesehatan wanita hamil. Lengketnya plasenta pada saat persalinan bukan
dikarenakan ibu pernah memakan daun kemangi atau kisik tetapi plasenta yang
lengket biasanya terjadi pada ibu yang pernah mengalami kuret atau ibu yang
sudah mempunyai anak yang banyak. untuk ibu hamil yang mempercayai mitos ini ,
kita sebagai bidan harus menghormati kepercayaan ini. Tetapi untuk sayur
sayuran yang lainnya ibu hamil harus banyak mengkomsumsinya karena untuk
kesehatan ibu dan bayi.
2.
Jika ibu malas berdandan selama
hamil, maka janin yang dikandungnya adalah laki-laki, sebaliknya jika ibu
senang berdandan maka janin yang dikandungnya adalah perempuan.
Pendapat
kelompok :
Pada
dasarnya tidak ada hubungan antara suka atau tidaknya berdandan selama hamil
dengan jenis kelamin janin yang dikandung. Perubahan kebiasaan selama kehamilan
semata-mata karena faktor psikologis si ibu saja.
3.
Jika ibu menyukai warna-warna
cerah selama kehamilan maka anak yang dikandungnya adalah perempuan.
Pendapat
kelompok :
Warna
merupakan selera yang bisa berubah-ubah tergantung dari mood si ibu. Jadi tidak
ada hubungan antara warna dan jenis kelamin bayi yang dikandung.
4.
Jika bentuk perut ibu bulat
berarti janinnya perempuan, jika bentuk perut ibu lonjong berarti janinnya
laki-laki.
Pendapat
kelompok :
Bentuk
perut ibu yang berbeda-beda disebabkan oleh posisi janin dalam kandungan,
elastisitas otot perut ibu hamil, dan jumlah cairan ketuban. Jadi bentuk perut
ibu tidak ada kaitannya dengan jenis kelamin anak yang dikandungnya.
5.
Ibu hamil dan suaminya dilarang
membunuh binatang termasuk menyiangi ikan karena bisa membuat cacat pada janin
sesuai dengan perbuatannya itu. Selain itu ibu dilarang memukul kepala ikan
saat menyiangi ikan karena nanti kepala bayi juga akan peyang seperti kepala
ikan yang dipukul.
Pendapat
kelompok :
Membunuh
binatang tergantung niatnya, jika tujuannya baik maka hal ini dibenarkan,jika
binatang tidak menggangu maka biarkan hewan itu hidup.
6.
Ibu hamil harus membawa gunting
atau paku dan ”jeringo bangle” yang dimasukkan kedalam dompet kecil kemanapun
dia pergi. ”Jeringo bangle” adalah sejenis umbi-umbian yang memiliki bau yang
khas dan dikeringkan serta dirangkai dengan menggunakan benang. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindarkan ibu dari gangguan makhluk halus.
Pendapat
kelompok : Yang membahayakan adalah gunting atau paku tersebut bisa melukai ibu
jika ibu kurang berhati-hati. Maka berhati hati jika membawa benda benda tajam,
dibwa di tas saja jangan dikantongin.
7.
Ibu hamil tidak boleh makan
menggunakan sendok besar, agar bibir bayinya kelak mungil. Hal ini tentunya
tidak ada hubungannya.
Pendapat
kelompok : Bentuk bibir ataupun bentuk mata, hidung alis dan sebagainya itu
merupakan faktor genetik yang menurun dari ayah atau ibu atau bahkan dari nenek
dan kakek bukan tergantung dari faktor-faktor luar seperti itu.
8.
Ibu hamil tidak boleh makan ikan
karena nanti saat melahirkan bayi akan bau amis.
Pendapat
kelompok : Mengkonsumsi ikan tidak akan membuat anak menjadi berbau amis, ikan
justru sangat bermanfaat karena mengandung protein dan zat lain yang sangat
bermanfaat untuk perkembangan otak anak.
9.
Ibu hamil yang sering minum es
maka bayinya akan menjadi besar.
Pendapat
kelompok : Minum es selama kehamilan tidak akan menyebabkan janin menjadi
besar, tetapi jangan terlalu banyak minum es, kecuali jika ibu hamil minum es
yang ditambah sirup, madu, atau gula secara berlebihan. Kandungan kalori yang
terkandung dalam gula inilah yang menyebabkan bayi memiliki berat di atas
normal. Selain kelebihan gula, ukuran janin juga ditentukan oleh faktor genetik
dan asupan nutrisi. Orang tua yang bertubuh besar sangat mungkin akan
melahirkan bayi yang juga besar. Asupan nutrisi yang baik sangat mempengaruhi
perkembangan fisik janin, sehingga janin akan berkembang dengan baik. Beberapa
penyakit tertentu, seperti diabetes, juga bisa menyebabkan bayi yang dilahirkan
memiliki berat badan yang lebih besar.
10.
Mengurut/pijat perut ibu hamil
agar posisi bayi bagus dan persalinan lancar. Mitos ini banyak dipercaya di
masayarakat.
Pendapat
kelompok : Mengurut perut ibu hamil dapat meningkatkan resiko terjadinya
keguguran dan gangguan janin, yaitu janin mengalami stress atau tekanan. Atau
ekstrimnya lagi bisa menyebabkan solutio plasenta.
11.
Ibu hamil harus membawa sapu lidi
jika ingin berpergian. Hal ini dimaksudkan agar ibu tidak didekati oleh makhluk
halus atau sebangsanya.
Pendapat
kelompok : Secara rasional, makhluk halus akan takut mendekat jika ibu rajin
beribadah, jadi tidak ada gunanya ibu membawa-bawa sapu lidi kemana-mana, hal
ini hanya akan merepotkan saja. Bahayanya bisa melukai mata jika ibu tidak
hati-hati.
12.
Selama hamil, ibu dilarang
mengerok pada bagian bokong. Dikatakan bahwa mengerok bagian bokong ibu akan
mengakibatkan kepala bayi akan bergaris-garis ketika lahir nanti.
Pendapat
kelompok : Hal ini tidak ada hubungannya secara logika. Namun masyarakat banyak
yang mempercayainya. Oleh karena itu kita harus menghormatinya.
13.
Selama hamil, ibu dilarang untuk
makan menggunakan piring yang besar, karena nanti plasenta bayi akan besar juga
sehingga sulit untuk melahirkan plasenta.
Pendapat
kelompok : tidak ada hubungannya piring dengan plasenta. Karena plasenta
terbentuk saat bayi mulai ada karna untuk sirkulasi O2.
14.
Selama hamil, ibu dilarang untuk
duduk di depan pintu. Ditakutkan nanti pada saat persalinan bayi akan susah
keluar jika ibu selama hamil sering duduk di depan pintu.
Pendapat
kelompok : tidak ada hubungannya. Karena jika ibu hamil duduk di dpan pintu
akan menutupi jalan.
15.
Ibu hamil dan suaminya tidak boleh
melilitkan handuk di leher. Jika hal ini dilakukan maka bayi juga akan dililit
oleh tali pusar sehingga akan mempersulit persalinan.
Pendapat
kelompok : sebenarnya ini tidak ada hubungannya.
16.
Ibu hamil tidak boleh menaruh atau
mengantungi sesuatu benda didalam saku baju atau celana. Jika hal ini dilakukan
maka jika bayi yang dikandung laki-laki akan mengalami pembesaran pada bagian testisnya.
Pada saat
persalinan:
1.
Wanita yang ingin melahirkan harus
minum minyak kelapa agar proses persalinan berjalan lancar.
Pendapat kelompok : Meminum
minyak akan masuk kesaluran pencernaan, jadi tidak ada hubungannya dengan
proses persalinan. Malahan meminum minyak mungkin bisa membuat ibu menjadi mual
dan muntah.
2.
Jika proses persalinan tidak
lancar maka suami harus melangkahi istrinya.
Pendapat : Ini tidak bisa
dibenarkan karena penyulit persalinan berasal dari ibu, bayi dan penolong.
Malahan hal ini berbahaya karena tindakan melangkah ditakutkan akan terinjak
pada perut ibu karena ibu sedang dalam keadaan kesakitan dan gelisah.
Perawatan persalinan
:
i.
Setelah melahirkan, ibu harus
cebok dengan menggunakan air asam kandis atau air rebusan daun sirih agar
kemaluan merapat.
ii.
Setelah melahirkan perut ibu
diolesi kapur sirih dan jeruk nipis agar perut cepat mengecil.
iii.
Setelah melahirkan, setiap hari
ibu harus menduduki batu bata yang telah dipanasi dan dilapisi kain lap sampai
40 hari setelah persalinan agar kemaluan cepat merapat.
Pada perawatan bayi
baru lahir:
1.
Setelah tali pusar puput maka
pusar harus diberi koin agar tidak bodong.
Pendapat : Pusar yang tali pusarnya baru puput
memang biasanya akan terlihat sedikit menonjol, namun hal ini akan berkurang
jika dinding perut bayi semakin kuat. Jadi tidak ada hubungannya koin dapat
mencegah pusar bodong. Yang perlu diperhatikan adalah koin yang kotor bila
ditempelkan ke pusar bayi yang baru puput akan menjadi sumber infeksi bagi
bayi.
2.
Bayi harus sering diberi kopi agar
tidak kejang (step).
Pendapat : Kopi mengandung kafein yang tentu saja
berbahaya bagi kesehatan bayi. Maka sebaiknya hal ini dihindari. Bayi yang
kejang disebabkan karena panas tinggi jadi jika bayi demam segeralah
konsultasikan ke dokter atau bidan.
3.
Perawatan plasenta:
o
Saat mencuci tembuni tidak boleh
meludah. Karena anaknya nanti akan dibenci orang dan jika sudah bersih maka
tembuni harus diberi asam dan garam agar tidak bau.
o
Plasenta bayi baru lahir, harus
dicuci dan ditanam oleh ayah bayi. Dikatakan bahwa jika ayah yang mencuci dan
menanam tembuni maka bayi akan patuh pada perintah ayah dan tidak akan melawan orang
tua.
o
Plasenta bayi yang baru lahir,
setelah dicuci hendaknya diinjak dahulu oleh kakak bayi jika bayi tersebut
mempunyai kakak. Hal ini dimaksudkan agar bayi selaku adik akan menurut kepada
kakak saat dia besar nanti.
o
Plasenta bayi harus diberi sisir,
gula merah, kelapa, pensil, kertas, dan kembang tujuh rupa kemudian dimasukkan
kedalam kendi baru dikubur. Hal ini dimaksudkan agar bayi tumbuh menjadi anak
yang cantik/tampan, pintar, kuat, berguna bagi nusa bangsa dan agama serta
disukai banyak orang.
4.
Pusar bayi yang puput disimpan,
dan jika bayi sudah besar, pusar tersebut bisa menjadi obat jika bayi sakit
dengan cara pusar direndam dan diminumkan air rendaman tersebut. Hal ini tidak
bisa dibuktikan secara medis, ini hanya merupakan sugesti yang secara turun
temurun dijalankan.
5.
Air mandi bayi pertama kali, harus
dibuang disimpang empat jalan. Hal ini dimaksudkan agar bayi kelak menjadi
orang yang supel, pandai bergaul dan disukai oleh banyak orang.
6.
Dibawah bantal bayi diletakkan
”jeringo bangle” yang di tusukkan di paku, potongan sapu lidi, buku yasin, dan
kaca. Ini dimaksudkan agar bayi tidak didekati oleh makhluk halus.
Kesimpulan
:

Daftar
Pustaka
http://kagome9685.wordpress.com/2009/09/14/mitos-seputar-kebidanan-yang-menjadi-budaya-di-kota-prabumulih/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar